RSS

Jumat, 11 Maret 2011

Isra' Mi’raj

Isra' Mi’raj

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


Ahlus Sunnah mengimani bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah di-isra’-kan oleh Allah dari Makkah ke Baitul Maqdis lalu di-mi’rajkan (naik) ke langit dengan ruh dan jasadnya dalam keadaan sadar [1] sampai ke langit yang ke tujuh, ke Sidratul Muntaha. Kemu-dian (beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam) memasuki Surga, melihat Neraka, melihat para Malaikat, mendengar pembicaraan Allah, bertemu dengan para Nabi, dan beliau mendapat perintah shalat yang lima waktu sehari semalam. Dan beliau kembali ke Makkah pada malam itu juga. [2]

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:“(Jibril) telah datang kepadaku bersama Buraq, yaitu hewan putih yang tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari kuda, yang dapat meletakkan kakinya (melangkah) sejauh pandangannya.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka aku menaikinya hingga sampailah aku di Baitul Maqdis, lalu aku turun dan mengikatnya dengan tali yang biasa dipakai oleh para Nabi.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Kemudian aku masuk ke masjid al-Aqsha dan aku shalat dua raka’at di sana, lalu aku keluar. Kemudian Jibril Alaihissalam membawakan kepadaku satu wadah khamr dan satu gelas susu, maka aku memilih susu, lalu Jibril berkata kepadaku: ‘Engkau telah memilih fitrah (kesucian).’”

Lanjut beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kemudian Buraq tersebut naik bersamaku ke langit, maka Jibril meminta agar dibukakan pintu langit, lalu ia ditanya: ‘Siapa engkau?’ Jibril menjawab: ‘Jibril.’ Jibril ditanya lagi: ‘Siapakah yang bersamamu?’ Jibril menjawab: ‘Muhammad.’ Jibril ditanya lagi: ‘Apakah dia telah diutus?’ Ia men-jawab: ‘Dia telah diutus.’ Kami pun dibukakan pintu lalu aku bertemu (Nabi) Adam Alaihissalam. Beliau menyambutku dan men-do’akan kebaikan untukku. Kemudian Buraq tersebut naik ber-sama kami ke langit kedua, maka Jibril Alaihissalam mohon dibukakan pintu, lalu ia ditanya: ‘Siapa engkau?’ Ia menjawab: ‘Jibril.’ Ia ditanya lagi: ‘Siapa yang bersamamu?’ Jibril menjawab: ‘Muhammad.’ Ia ditanya lagi: ‘Apakah dia telah diutus kepada-Nya?’ Jibril menjawab: ‘Dia telah diutus.’” Kata Nabi: “Maka kami dibukakan pintu lalu aku bertemu dengan dua orang sepupuku, yaitu ‘Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria Alaihimussalam, maka keduanya menyambutku dan mendo’akan kebaikan untukku.”

(Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan): “Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit ketiga, maka Jibril Alaihissalam minta dibukakan pintu, lalu ia ditanya: ‘Siapa engkau?’ Dia menjawab: ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi: ‘Siapa yang bersamamu?’” Dia menjawab: ‘Muhammad.’ Dia ditanya lagi: ‘Apakah dia telah diutus kepada-Nya?’ Dia menjawab: ‘Dia telah diutus kepada-Nya.’” Kata Nabi: “Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu Nabi Yusuf Alaihissalam yang telah dianugerahi setengah dari ketampanan manusia sejagat.” Kata Nabi: “Maka Yusuf menyambutku dan mendo’akan kebaikan untukku.”

(Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan): “Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit yang keempat, maka Jibril Alaihissalam minta dibukakan pintu, lalu ia ditanya: ‘Siapa engkau?’ Dia menjawab: ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi: ‘Siapa yang bersamamu?’ Dia menjawab: ‘Muhammad.’ Dia ditanya lagi: ‘Apakah dia telah diutus kepada-Nya?’ Dia menjawab: ‘Dia telah diutus kepada-Nya.’” Kata Nabi: “Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu Idris Alaihissalam, ia menyambutku dan mendo’akan kebaikan untukku. Allah Azza wa Jalla telah berfirman (untuknya): ‘Dan kami telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi.’”

(Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan): “Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit yang kelima, maka Jibril Alaihissalam minta dibukakan pintu, lalu ia ditanya: ‘Siapa engkau?’ Dia menjawab: ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi: ‘Siapa yang bersamamu?’ Dia menjawab: ‘Muhammad.’ Dia ditanya lagi: ‘Apakah dia telah diutus kepada-Nya?’